Halaman
Sistem Ekskresi
185
Sistem Ekskresi
Bab VII
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:
1.
mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi;
2.
membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi;
3.
menjelaskan proses ekskresi;
4.
membedakan struktur alat ekskresi pada hewan;
5.
mengidentifikasi proses ekskresi pada hewan;
6.
mendeteksi ada tidaknya gangguan pada proses pembentukan urine;
7.
menjelaskan penyebab kelainan/penyakit pada sistem ekskresi;
8.
mengetahui penggunaan teknologi yang membantu sistem ekskresi.
Sistem Ekskresi
185
Sumber
:
Biology The Unity and Diversity of Life, Starr Taggart
186
Biologi Kelas XI SMA dan MA
PETA KONSEP
pada
dalam bentuk
dalam bentuk
dalam bentuk
dalam bentuk
dalam bentuk
dalam bentuk
melalui
melalui
sistem eksresi
pada
alat ekskresi berupa
kelainan-kelainan pada
sistem eksresi berupa
Sistem Ekskresi
Manusia
Anellida
Insekta
Nefrida
Pembuluh
Malphigi
Hewan
Kulit
Paru-paru
Hati
Ginjal
Garam
+
Air
CO
2
+ H
2
O
Urea
Urine
Diabetes
Insipidus
Sistisis
Nefritis
Batu
Ginjal
Gagal
Ginjal
Senyawa
Nitrogen
Asam
Urat
Sistem Ekskresi
187
S
ebagian besar proses ekskresi adalah dalam bentuk buangan berupa
larutan. Ekskresi berarti juga membuang sejumlah air, zat-zat terlarut
yang masih bermanfaat, dan ion-ion anorganik untuk mencapai keadaan
keseimbangan cairan (Homoestasis).
A. Sistem Ekskresi pada Manusia
Semua aktivitas yang kamu lakukan setiap hari seperti belajar, bekerja,
bermain, dan sebagainya pasti membutuhkan energi untuk menjalankannya.
Dari mana energi tersebut kamu dapatkan? Tentu dari makanan dan minuman
yang masuk ke dalam tubuh kita. Bahan-bahan yang masuk pada tubuh kita,
setelah diolah kemudian akan menghasilkan energi dan bahan-bahan lain
yang berguna bagi tubuh. Selama proses pengolahan juga akan dihasilkan
zat-zat sisa yang harus dibuang. Zat sisa tadi harus dibuang agar tubuh tidak
mengalami keracunan karena kelebihan bahan-bahan itu, Pembuangan zat-
zat sisa merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mempertahankan
keadaan yang terbaik bagi tubuh (keadaan seimbang) yang dikenal dengan
mekanisme homeostasis. Sistem apakah di tubuh yang bertugas
melaksanakan fungsi pembuangan? Sistem eksresi merupakan hal pokok
dalam homeostasis karena sistem tersebut membuang limbah/sisa
metabolisme dan merespons terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh,
dengan mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai dengan kebutuhan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa
metabolisme serta zat-zat berlebihan yang sudah tidak digunakan oleh tubuh,
melalui urine, keringat, atau pernapasan.
Bahan-bahan yang masuk pada tubuh kita, setelah diolah dan digunakan,
akan menghasilkan zat-zat sisa yang harus dibuang. Pembuangan zat-zat sisa
merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan
yang terbaik bagi tubuh (keadaan seimbang) yang dikenal dengan mekanisme
homeostasis. Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostasis karena
sistem tersebut membuang limbah/sisa metabolisme dan merespons
ketidakseimbangan cairan tubuh, dengan mengekskresikan ion-ion tertentu
sesuai dengan kebutuhan. Jadi, dapat dikatakan bahwa ekskresi adalah proses
pengeluaran zat-zat sisa metabolisme serta zat-zat berlebih yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh. Pengeluaran zat-zat tersebut dapat melalui urine,
keringat, atau pernapasan.
Tubuh kita memiliki organ yang mampu mengekskresikan sampah-
sampah metabolisme tersebut, yaitu organ pernapasan berupa paru-paru,
ginjal, hati, usus, dan kulit. Adapun zat-zat yang diekskresikan dapat dilihat
pada Tabel 7.1 berikut ini.
188
Biologi Kelas XI SMA dan MA
Tabel 7.1
Organ dan zat-zat yang diekskresikan dalam sistem ekskresi
Organ
Zat-Zat yang Diekskresikan
Paru-paru
Kulit
Hati
Ginjal
CO
2
(utama) dan H
2
O) (uap air)
Garam-garam (utama), urea, dan uap air
Urea, bilirubin antibiotik, logam berat,
narkotika
H
2
O, garam-garam mineral dan sampah-
sampah metabolisme yang mengandung
nitrogen (urea, amoniak, dan asam urat),
CO
2
Sekarang kita akan membahas satu per satu organ-organ ekskresi dan
proses-proses yang terjadi di dalamnya sehingga dihasilkan zat-zat ekskresi
tersebut.
1. Paru-Paru
Karbon dioksida dan air sebagai hasil sisa metabolisme karbohidrat
dan lemak, harus dikeluarkan dari sel-sel tubuh melalui pembuluh darah,
ke organ pernapasan yaitu paru-paru. Proses pengeluaran CO
2
dan H
2
O
dari sel-sel tubuh/jaringan ke paru-paru ini melalui suatu proses berantai
yang cukup kompleks yang disebut
pertukaran klorida
(
Chloride shift
).
Pertukaran klorida ini melibatkan peran sel darah merah, dan plasma darah.
Jadi, materi yang diekskresikan dari paru-paru ialah sisa metabolisme CO
2
dan uap air. Pembahasan tentang paru-paru secara lebih detail dapat
dipelajari pada sistem pernapasan.
2. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung
tubuh dari kerusakan/pengaruh lingkungan. Kulit berfungsi sebagai
pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran,
kuman-kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain. Selain itu, kulit juga berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsang
dari luar, dan ekskresi.
Sebagai alat ekskresi, kulit terutama mengeluarkan limbah metabolisme
berupa garam-garam (terutama garam dapur) dan sedikit urea, yang dibuang
Sumber:
Biological Science
, Green
Sistem Ekskresi
189
melalui pengeluaran keringat. Dari kapiler darah yang terdapat pada kulit,
kelenjar keringat akan menyerap air dan larutan garam serta sedikit urea.
Air beserta larutan garam dan urea yang terlarut kemudian dikeluarkan
melalui pembuluh darah ke permukaan kulit tempat air diuapkan dan
merupakan penyerap panas tubuh kita.
Kulit terdiri atas lapisan luar
yang disebut
epidermis
dan lapisan
dalam yang disebut
dermis
. Lapisan
luar berlapis-lapis terdiri atas kor-
neum yang mati dan selalu menge-
lupas,
stratum lucidum
,
stratum gra-
nulosum
yang mengandung pigmen,
dan
stratum germinativum
yang terus-
menerus membentuk sel-sel baru ke
arah luar. Di bawah lapisan
epidermis, terdapat dermis yang
mengandung akar rambut, pem-
buluh darah, kelenjar, dan saraf. Di
bawah dermis terdapat lapisan lemak
yang bertugas menghalangi pe-
ngaruh perubahan suhu di luar
tubuh. (Perhatikan Gambar 7.1.)
Aktivitas kelenjar keringat ada di bawah pengaruh pusat pengatur suhu
badan dan sistem saraf pusat. Sistem ini dirangsang oleh perubahan-
perubahan suhu di dalam pembuluh darah, kemudian rangsangan
dipindahkan oleh saraf simpatetik menuju kelenjar keringat. Oleh karena itu,
jumlah kandungan larutan ataupun banyaknya keringat yang dikeluarkan
selalu berbeda, semuanya ditujukan agar suhu badan selalu tetap.
Pengeluaran keringat yang berlebihan, seperti pada orang-orang yang
bekerja keras akan menyebabkan lebih cepat merasa haus dan sering
mengalami “lapar garam”. Demikian pula orang yang terkena terik matahari,
keringat yang keluar akan banyak mengandung larutan garam. Kehilangan
garam-garam dari larutan darah ini dapat menimbulkan kejang-kejang dan
pingsan.
3. Hati
Hati terdiri dari bagian lobulus-lobulus yang berbentuk segi enam.
Setiap lobulus terdiri atas jejeran hepatosit (sel hati) seperti jari-jari roda
melingkari suatu vena centralis. Di antara hepatosit terdapat sinusoid
(kapiler yang melebar). Pada dinding sinusoid terdapat makrofag yang
Gambar 7.1
Diagram penampang kulit
Sumber:
Biology
, Barrett
lembar rambut
ujung saraf
kelenjar
lemak
otot
penegak
folikel
rambut
kelenjar
keringat
pembuluh
darah
epidermis
dermis
lemak
190
Biologi Kelas XI SMA dan MA
disebut
sel Kuppfer
, yang dapat
memfagositosis sel-sel darah rusak
dan bakteri (Gambar 7.2). Hati
disuplai oleh dua pembuluh darah,
yaitu vena porta hepatica yang
berasal dari lambung dan usus,
mengandung darah yang miskin
oksigen, tetapi kaya nutrien (asam
amino, monosakarida, asam lemak,
vitamin yang larut dalam air dan
mineral). Arteri hepatica, yaitu
cabang dari arteri coeliaca yang kaya
oksigen.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati dapat berfungsi
sebagai kelenjar sekresi karena mampu menghasilkan zat-zat yang berguna
dan sekaligus dapat berfungsi sebagai kelenjar ekskresi karena dapat
menetralkan zat-zat racun yang selanjutnya harus dibuang. Sebagai kelenjar
sekresi, hati menghasilkan garam empedu yang dapat mengemulsikan lemak
sehingga lebih mudah dicerna, sedangkan sebagai kelenjar ekskresi, hati
melakukan dua fungsi penting, yaitu menetralisasi sisa metabolisme pro-
tein menjadi urea yang kemudian diekskresikan melalui urine, dan
merombak sel-sel darah merah yang telah tua menjadi bilirubin yang
kemudian diekskresikan melalui feses.
Protein dalam tubuh setelah
mengalami metabolisme akan meng-
hasilkan zat-zat sisa yang mengan-
dung nitrogen. Metabolisme protein
akan menghasilkan asam amino yang
selanjutnya diuraikan menjadi
NH
4
OH dan senyawa NH
3
. Senyawa
terakhir tersebut bersifat racun bagi
sel sehingga harus segera dibuang.
NH
3
dalam sel segera diikat oleh
karbon dioksida (CO
2
) dan asam
amino ornitin membentuk asam
amino sitrulin. Asam-asam amino ini
tidak bersifat racun, relatif kecil
sehingga masih dapat berdifusi
meninggalkan sel masuk aliran darah
dan akhirnya ke hati. Sitrulin yang
masuk ke hati selanjutnya diubah oleh
Gambar 7.2
Struktur lobulus
Sumber:
Biology
, Barrett
Gambar 7.3
Siklus krebs ornitin/urea di
hati
Sumber:
Biology
, Barrett
CO
2
+ NH
3
Ornitin
Sitrulin
CO(NH
2
)
2
+ H
2
O
(Urea)
NH
3
Arginin
menuju ginjal
vena pusat
sel stellate
reticuloendothelia
(kupffer)
sinusoid
sumbu
saluran
kanalikuli
saluran
cabang arteri
hepatika
cabang vena
hepatika
Sistem Ekskresi
191
enzim sitrulin transaminase menjadi arginin, dan arginin akan diubah oleh
enzim arginase menjadi ornitin kembali dan urea. Urea keluar dari hati
bersama aliran darah dan kemudian akan disaring melalui glomerulus dalam
ginjal, dan keluar bersama urine. Ornitin yang dihasilkan kemudian
digunakan kembali untuk menetralisasi NH
3
. Proses perubahan dari ornitin
ke ornitin kembali merupakan suatu siklus dan disebut siklus Krebs Ornitin
atau siklus Krebs Urea (Gambar 7.3).
Ada kurang lebih 10 juta sel
eritrosit (sel darah merah) yang
dilepaskan tiap detik dari tempat
pembuatannya, dan sebanyak itu
pula yang rata-rata harus dirombak
lagi. Eritrosit yang telah tua akan
menjadi rusak dan harus segera
dibinasakan di hati. Ada sel-sel
khusus yang bertugas “menangkap”
atau merombak eritrosit tua tersebut
yang disebut
histiosit
. Hemoglobin
yang terkandung dalam eritrosit
yang telah tua akan dipecah menjadi
heme dan globin. Heme terdiri atas
zat besi (Fe) dan cincin porfirin. Zat
besi tersebut kemudian diambil dan
disimpan di hati selanjutnya disim-
pan dalam sumsum tulang untuk
pembentukan sel darah merah baru.
Cincin porfirin diubah menjadi
biliverdin dan direduksi lagi menjadi
bilirubin. Bilirubin dilepaskan ke
dalam darah. Di dalam usus, biliru-
bin diubah menjadi urobilinogen
yang kemudian diekskresikan oleh
ginjal dalam bentuk urine. Urobilino-
gen memberikan warna kuning pada
urine, sedangkan urobilinogen dan
bilirubin memberi warna kuning
pada tinja/feses. Skema perombakan
sel darah merah oleh hati dapat
dilihat pada Gambar 7.4.
Gambar 7.4
Tahapan perombakan sel
darah merah oleh hati
Sumber:
Biology
, Barrett
Eritrosit tua
Hemoglobin (Hb)
Cincin porfirin
Fe
Globin
Biliverdin
Disimpan
di hati
pembentukan
hemoglobin
Bilirubin
Sumsum tulang
Urobilin
Pembentukan sel
darah merah baru
Mewarnai fases
192
Biologi Kelas XI SMA dan MA
4. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada vertebrata, termasuk manusia.
Limbah metabolisme yang dibuang melalui ginjal adalah urine yang
mengandung air, garam-garam, dan limbah yang mengandung nitrogen.
Dengan diproduksinya urine, maka ginjal kita akan mempertahankan
volume
dan komposisi darah/cairan tubuh serta mempertahankan
keseimbangan air, elektrolit, dan pH tubuh (homeostasis). Hal ini dapat terjadi
karena ginjal dapat mengekskresi sampah metabolisme dan air dalam jumlah
tertentu secara selektif agar cairan tubuh kita selalu dalam keadaan yang
optimum untuk kesehatan.
a. Struktur Ginjal
Dalam tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang terletak di dekat
tulang-tulang pinggang. Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah
berukuran sekitar 2,5 x 7 x 10 cm. Dari tiap-tiap ginjal, urine dialirkan oleh
pembuluh ureter ke kandung urine (vesica urinaria), dan melalui uretra
dikeluarkan dari tubuh.
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks
atau kulit ginjal, dengan tebal sekitar 1 cm. Pada bagian ini terdapat bagian
ginjal yang paling penting, yaitu
nefron
, yang merupakan unit fungsional
penyusun utama ginjal. Bagian dalam ginjal disebut
medula
atau sumsum
ginjal. Medula memiliki bentuk seperti piramid yang puncaknya mengelilingi
pelvis. Pada puncak piramid terdapat lubang-lubang kecil tempat keluarnya
pembuluh penyalur urine ke dalam pelvis (Perhatikan Gambar 7.5).
Gambar 7.5
Struktur ginjal manusia
Sumber:
Biological Science
, Green
vena cava
aorta
ginjal
ureter
uretra
kantung
kemih
pemb. nadi
ginjal
pemb. balik ginjal
pelvis
ureter
korteks
medula
pemb. balik
kapsul
bowman’s
glomerulus
saluran penyerap
korteks
medulla
kapiler
halus
saluran turun
vena
saluran naik
lengkung henle
saluran pengumpul
rongga ginjal
Sistem Ekskresi
193
Korteks dari sepasang ginjal orang dewasa mengandung lebih dari satu
juta nefron, yang merupakan alat pembuat urine. Jadi, dapat dikatakan bahwa
nefron adalah unit fungsional ginjal. Artinya, ginjal dapat berfungsi
memproduksi urine karena tiap-tiap nefron tersebut bekerja menunaikan
tugasnya. Ada tiga proses yang terjadi selama pembentukan urine oleh nefron,
yaitu filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Untuk melakukan ketiga proses tersebut,
nefron harus mempunyai struktur yang sesuai dengan fungsinya.
Nefron terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut (Perhatikan Gambar 7.5).
1.
Glomerulus, merupakan kumpulan kapiler darah.
2.
Kapsul glomerulus atau kapsul Bowman, berbentuk piala membentuk
glomerulus. Glomerulus yang dibungkus kapsul Bowman disebut badan
Malpighi.
3.
Tubulus/saluran nefron, terdiri atas tubulus proksimal, lengkung Henle,
tubulus distal, dan tubulus kolekta (tubulus pengumpul).
b. Proses Pembentukan Urine
Proses pembentukan urine terjadi di tiap-tiap nefron pada ginjal, melalui
tiga proses, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
1)
Filtrasi
Filtrasi merupakan langkah pertama dalam proses pembentukan urine.
Dua faktor utama yang memungkinkan terjadinya filtrasi adalah struktur
glomerulus (kumpulan kapiler darah) yang sangat berpori dan tekanan
darah di glomerulus yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
di kapiler-kapiler tubuh lain.
Dalam proses ini, darah dalam glomerulus yang mengandung air,
garam, gula, urea dan zat-zat lain akan melewati pori glomerulus, kecuali
yang bermolekul besar seperti sel darah merah dan protein. Hasil
penyaringan (filtrat), ditampung dalam kapsul Bowman dan disebut
filtrat glomerulus atau urine primer. Jadi, cairan yang berada pada kapsul
Bowman sama dengan cairan darah dikurangi sel darah merah dan
molekul protein. Dalam keadaan normal, akan diproduksi 125 cc/menit
cairan filtrat dari kedua ginjal.
2)
Reabsorpsi
Reabsorpsi merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
berguna yang terdapat pada urine primer. Filtrat glomerulus/urine
primer yang dihasilkan dari proses filtrasi masih mengandung bahan-
bahan yang berguna bagi tubuh, seperti glukosa, garam-garam, asam
amino, dan air. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut harus diserap
kembali ke dalam darah untuk dapat digunakan oleh tubuh. Proses
reabsorpsi terjadi selama filtrat melalui tubulus nefron yang dikelilingi
194
Biologi Kelas XI SMA dan MA
pembuluh darah sehingga hasil reabsorpsinya segera diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah tersebut dan masuk kembali ke dalam tubuh
(Gambar 7.6).
Gambar 7.6
Zat-zat yang direabsorpsikan sepanjang tubulus kembali ke darah
3)
Sekresi
Jika reabsorpsi bertujuan memasukkan zat-zat yang masih berguna bagi
tubuh dari filtrat glomerulus kembali ke dalam darah, sekresi bertindak
sebaliknya, yaitu menyekresikan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
dari darah ke dalam cairan tubulus.
Zat-zat yang biasanya disekresikan, antara lain H
+
, NH
4+
, K
+
, asam
urat, cathecolamin, asetil kolin, serotonin, obat-obatan seperti penicillin,
aspirin, dan morfin. Setelah proses reabsorpsi dan sekresi berakhir,
terbentuklah urine sekunder atau urine sesungguhnya, yang selanjutnya
mengalir ke kaliks dan kemudian masuk ke pelvis melalui pembuluh
pengumpul. Proses selanjutnya, yaitu urine mengalir ke kantung kemih
melalui ureter. Kantung kemih dapat mengembang hingga dapat
menampung sekitar 400 ml urine.
c. Komposisi Urine
Secara umum komposisi urine terdiri atas air, urea, asam urat, amoniak,
natrium, kalium, klorida, dan fosfat. Perbandingan konsentrasi antara plasma
dan urine dapat dilihat pada Tabel 7.2.
Na
H
2
O
Na
H
2
O
aldosteron
ADH
H
2
O
H
2
O
H
2
O
Na
Na
Na
Na
Na
Na
glukosa
asam amino
Sumber:
Biological Science
, Green
Sistem Ekskresi
195
Komposisi, pH, volume dari urine yang dibentuk sangat bervariasi
bergantung pada kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu, pengeluaran racun-
racun dan pengeluaran asam tubuh yang bergantung pada jenis makanan,
volume air minum, dan sebagainya. Urine biasanya jernih, berwarna sedikit
kuning yang disebabkan oleh warna urobilinogen (urobilinogen berasal dari
bilirubin). Makin pekat urine makin kuning cokelatlah warnanya dan makin
tinggi berat jenisnya. Urine yang keruh biasanya menunjukkan adanya kristal
garam atau adanya lendir.
Jika dibiarkan beberapa lama, urine akan berbau pesing karena terbentuk
amonia (NH
3
) dari urea atau dari ion-ion amonium. Urine biasanya bersifat
asam (pH normal antara 4,5 – 8,00) karena makanan yang banyak
mengandung protein akan menurunkan pH urine, sedangkan makanan yang
banyak mengandung sayuran menaikkan pH. Volume urine yang normal
adalah 900-2.100 cc/hari.
d. Ekskresi Urine Dipengaruhi Saraf dan Hormon
Saat cairan tubuh berkurang, misalnya karena kekurangan minum,
muntaber atau berkeringat, tekanan osmosis cairan tubuh meningkat sehingga
konsentrasi air dalam plasma menurun yang menyebabkan sekresi ADH
(antidiuretik Hormon) oleh hipofisis meningkat. ADH menyebabkan
terjadinya reabsorpsi air di tubulus distal dan tubulus pengumpul ke dalam
darah. Dengan demikian, pengeluaran urine berkurang. Selain itu, ketika
Macam Zat
Plasma (%)
Urine (%)
Kenaikan
Air
Protein
Glukosa
Na
Cl
K
PO4
SO4
NH4
Asam urat
Urea
Kreatinin
92
7-9
0,1
0,3
0,3
0,02
0,009
0,002
0,0001
0,004
0,03
0,001
Tabel 7.2
Komposisi zat dalam plasma dan urine
95
–
–
0,35
0,7
0,15
0,15
0,18
0,4
0,05
2
0,075
+
–
–
1
2
7
16
90
400
12
60
75
Sumber:
The Study of Biology
, Baker
196
Biologi Kelas XI SMA dan MA
cairan tubuh berkurang, kita akan merasa haus. Hal tersebut merangsang
pusat rasa haus di hipotalamus sehingga muncul keinginan untuk minum.
Setelah minum, cairan tubuh menjadi encer, tekanan osmotik turun, ADH
tidak dilepaskan lagi oleh hipofisis sehingga reabsorpsi air pada tubulus dis-
tal dan tubulus pengumpul normal, rasa haus hilang dan urine normal
kembali. Hal yang sebaliknya terjadi jika kita banyak minum.
e. Beberapa Kelainan dan Gangguan pada Saluran Urine dan
Ginjal
Telah dijelaskan bahwa ginjal dan salurannya merupakan alat ekskresi
utama pada manusia. Gangguan atau kelainan pada organ ini dapat sangat
memengaruhi keadaan normal seseorang karena ginjal adalah organ
terpenting dalam ekskresi yang berarti menyangkut mekanisme homeosta-
sis. Beberapa gangguan dan kelainan pada ginjal di antaranya sebagai
berikut.
1)
Sistitis
Sistitis merupakan radang pada membran mukosa yang melapisi
kandung kemih. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau
peradangan ginjal yang meluas ke kandung kemih.
2)
Nefritis
Nefritis adalah peradangan yang dapat terjadi pada nefron, terutama
pada daerah glomerulus. Peradangan di daerah pyelum disebut
phyelonefritis, yang sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.
Faktor-faktor penunjang terjadinya radang tersebut adalah penyumbatan
aliran air kemih baik oleh batu, tumor, maupun penyempitan. Infeksi
sering menjalar dari kandung kemih menuju ginjal, dan jika hal ini
menjadi kronis dapat terjadi kerusakan sel-sel ginjal sehingga ginjal tidak
berfungsi (gagal ginjal).
Peradangan di daerah glomerulus disebut glomerulonefritis. Hal tersebut
terutama terjadi pada anak-anak. Peradangan ini sering terjadi setelah
infeksi bakteri streptococcus di daerah saluran pernapasan bagian atas.
Dengan adanya bakteri tersebut, tubuh membentuk antibodi terhadap
streptococcus. Kompleks antigen-antibodi yang terbentuk akan
diendapkan di glomerulus, menyebabkan glomerulus rusak sehingga
penyaringan darah menjadi tidak sempurna lagi.
3)
Diabetes Insipidus
Kelainan ini terjadi akibat penderita tidak mampu memproduksi hormon
ADH (Antidiuretik Hormon), yaitu hormon yang mengendalikan
produksi urine. Ketiadaan hormon ADH menyebabkan penderita selalu
ingin kencing, hampir sebanyak 20 kali sehari. Akibatnya penderita selalu
merasa haus.
Sistem Ekskresi
197
4)
Batu ginjal/batu saluran urine
Pembentukan batu dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran urine.
Besarnya batu sangat bervariasi dari sebesar kristal-kristal mikroskopis
sampai berdiameter beberapa sentimeter. Analisis kimiawi menunjukkan
sebagian besar batu terdiri atas kalsium oksalat, kemudian batu urat,
fosfat, dan cystine.
5)
Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah kegagalan ginjal melakukan fungsinya dengan nor-
mal. Gagal ginjal dibagi menjadi gagal ginjal akut dan kronis. Gagal
ginjal akut dapat disebabkan oleh pendarahan, muntaber atau luka
bakar, racun atau adanya batu atau tumor yang menyumbat saluran
kemih, sedangkan gagal ginjal kronis ialah keadaan rusak dan
menurunnya fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh pyelonefritis, batu
ginjal, atau kelainan bawaan.
Berbagai kelainan dan gangguan ginjal yang telah dijelaskan di atas
dapat menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi lagi dengan normal. Sering
kali karena kerusakan ginjal yang begitu parah (kerusakan nefron 75-90%),
seseorang harus mempertahankan hidupnya dengan melakukan apa yang
disebut “cuci darah” dengan menggunakan ginjal tiruan yang disebut mesin
dialisis, untuk menggantikan fungsi ginjal dalam melakukan proses
penyaringan zat-zat yang harus dibuang dan yang masih dibutuhkan.
Mesin Dialisis
Pada tahun 1950 telah diciptakan suatu mesin yang dapat meniru kerja
ginjal. Prinsip kerja alat ini menyerupai kerja ginjal, yaitu membersihkan
darah melalui cara difusi sederhana. Mesin terdiri atas pipa panjang
berisi larutan yang komposisinya mirip plasma darah. Larutan tersebut
berada di satu sisi pipa saja dan dibatasi oleh suatu membran berpori.
Pada saat mesin bekerja, darah pasien yang penuh dengan sisa
metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong pada sisi yang
lain. Setelah darah memenuhi pipa, sisa metabolisme mengalami difusi
ke dalam larutan pada sisi pipa yang lain tadi (karena larutan dalam
pipa konsentrasi sisa metabolismenya lebih rendah). Setelah
disirkulasikan beberapa kali sepanjang mesin dan arteri tubuh, darah
pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Untuk beberapa
waktu pasien dapat kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari.
I N F O B I O L O G I
198
Biologi Kelas XI SMA dan MA
B. Sistem Ekskresi pada Invertebrata
Setelah kita mempelajari struktur dan fungsi sistem ekskresi pada
manusia yang mewakili sistem ekskresi vertebrata serta proses-proses yang
terjadi di dalamnya, berikut ini kita akan mempelajari beberapa contoh sistem
ekskresi pada invertebrata.
Sistem ekskresi pada manusia yang telah kita pelajari merupakan sistem
yang kompleks. Hal ini berbeda dengan invertebrata. Invertebrata
merupakan hewan yang sederhana struktur tubuhnya, dengan demikian
sistem-sistem yang dimilikinya termasuk sistem eksresinya juga masih
sederhana. Hanya beberapa kelompok invertebrata yang sudah memiliki
alat khusus untuk ekskresi, yaitu kelompok Platyhelminthes, Nemathelm-
inthes, Annelida, Mollusca, Arthrophoda, dan Echinodermata. Berikut ini
hanya akan dibahas dua contoh sistem ekskresi pada invertebrata, yaitu sistem
ekskresi pada serangga (Arthropoda) yang diwakili belalang dan Annelida
yang diwakili cacing tanah.
1. Sistem Ekskresi pada Annelida
Contoh sistem ekskresi yang akan kita bahas dalam kelompok ini adalah
cacing tanah (Lumbricus terestris). Sebagian besar cacing dari kelompok
annelida termasuk cacing tanah mempunyai alat ekskresi yang disebut
metanefridium (jamak: metanefridia).
Tiap segmen seekor cacing tanah mempunyai sepasang metanefridia,
kecuali tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Metanefridia ini terdiri
atas suatu corong (cerobong) bersilia yang disebut nefrostom dan terletak
pada sekat pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut
bersambungan dengan suatu saluran/pembuluh panjang berliku-liku pada
segmen berikutnya yang dikelilingi jaringan kapiler darah. Nefrostom yang
merupakan corong terbuka bersilia, dapat menarik dan mengambil cairan
tubuh masuk ke dalam pembuluh/saluran yang panjang dan tipis. Pada saat
cairan melalui pembuluh tersebut, zat-zat yang masih diperlukan tubuh,
diambil/diserap oleh kapiler yang mengelilingi pembuluh dan diedarkan
Meskipun mesin dialisis ini dapat melakukan fungsi filtrasi yang
dilakukan ginjal, mesin tersebut mempunyai kelemahan, yaitu tidak
dapat melakukan proses reabsorpsi dan sekresi. Selama dialisis, darah
pasien diberi zat antikoagulan agar darah tidak membeku selama
mengalir dalam pipa mesin. Dengan adanya obat-obat tersebut, ginjal
buatan ini hanya dapat dipakai sekali dalam dua atau tiga hari.
Sumber:
Biotechnology in School
Sistem Ekskresi
199
Gambar 7.7
Sistem tubulus Malphigi pada belalang
Sumber:
The Study of Biology
, Baker
tubula
malphigi
perut tengah
(lambung)
rektum
usus
perut belakang
perut
tengah
Garam air,
dan limbah bernitrogen
feses dan urine
anus
usus
rektum
perut
belakang
tubula malpighi
Reabsorpsi H
2
O, ion, dan
molekul organik berharga
kembali ke seluruh tubuh. Cairan tubuh yang berupa zat-zat sisa, seperti air,
senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan lagi, dikeluarkan
melalui lubang pembuangan yang disebut nefridiofora. Bagan gambar lengkap
dengan bagian-bagian metanefridia pada cacing tanah dapat dilihat pada
Gambar 7.6.
Gambar 7.6
Metanefrida pada cacing tanah
Sumber:
Nature of Life,
John Postlethwait
2. Sistem Ekskresi pada Serangga/Insekta
Organ ekskresi serangga termasuk belalang dan Arthropoda darat lain
disebut tubula Malpighi. Tubula atau pembuluh ini bermuara pada pangkal
usus karena tubula ini tidak mempunyai saluran keluar tubuh (Perhatikan
Gambar 7.7).
jantung
tembolok
serabut
saraf
rongga
tubuh
usus
mulut
otak
anus
sekat
nefridium
rambut
lubang ekskresi
serabut
saraf
corong
usus
pembuluh
darah
ginjal
200
Biologi Kelas XI SMA dan MA
Rangkuman
1.
Eksresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme serta
zat-zat berlebih yang sudah tidak digunakan oleh tubuh melalui
urine, keringat, atau pernapasan.
2.
Manusia dan vertebrata lainnya mengeluarkan sisa metabolisme
melalui paru-paru, hati, kulit, usus, dan ginjal.
3.
Ginjal merupakan organ utama dalam sistem ekskresi manusia.
4.
Tiga proses utama yang terjadi di ginjal untuk menghasilkan urine
sebagai hasil eksresi adalah filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
5.
Satuan fungsional ginjal adalah nefron, yang terdiri atas glomeru-
lus dan kapsula Bowman (badan Malphigi), tubulus proksimal,
lengkung Henie, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.
6.
Eksresi urine diatur oleh kerja saraf dan hormon.
7.
Sistem eksresi pada invertebrata lebih sederhana dibanding dengan
kelompok vertebrata.
8.
Organ eksresi pada cacing tanah seperti juga pada Annelida
lainnya adalah metanefridia, sedangkan pada belalang dan Arthro-
poda darat lain, berupa tubula Malphigi.
KEGIATAN
Mengamati Alat Ekskresi Belalang
Tangkaplah seekor belalang yang cukup besar dan sudah mati. Siapkan
seperangkat alat bedah berupa pisau, gunting, dan baki tempat
meletakkan tubuh belalang tersebut. Guntinglah dinding perut
belalang secara hati-hati (jangan sampai mengenai bagian dalamnya)
mulai dari bagian ekor sampai ke batas dada. Buka rongga perut dan
amati bentuk dan letak tubula Malpighi. Gambar hasil pengamatanmu
dalam buku catatan.
Karena belalang sangat efisien dalam menggunakan air, limbah
metabolisme belalang tidak berbentuk cairan, tetapi dalam bentuk kristal
asam urat, yang kadar nitrogennya tinggi tetapi mempunyai daya racun yang
rendah. Tubulus Malpighi bekerja dengan cara menyerap zat-zat yang terlarut
dalam darah melalui dinding tubulus. Di dalam tubulus, cairan yang masuk
diekstrasi. Zat yang berguna termasuk air diserap kembali ke dalam darah
dan sisanya yang berupa limbah padat asam urat, dikeluarkan melalui usus
belakang. Dengan demikian, asam urat dibuang bersama feses sehingga
mencegah tubuh kehilangan cairan.
Sistem Ekskresi
201
Kata Kunci
ADH
Nefritis
Badan Malpighi
Nefron
Bilirubin
Reabsorpsi
Biliverdin
Sekresi
Diabetes Insipidus
Sel Kupffer
Filtrasi
Siklus Krebs ornitin
Glomerulus
Sistitis
Homeostasis
Tubula Malpighi
Kapsula Bowman
Uretra
Mesin dialisis
Urine primer
Metanefridia
Urine sekunder
Nefridiofora
Urobilinogen
Evaluasi Akhir Bab
A. Pilih jawaban yang paling tepat.
1.
Sistem ekskresi merupakan mekanisme utama homeostasis karena . . . .
A. sistem ekskresi dapat membuang sisa metabolisme sekaligus
mengatur keseimbangan cairan tubuh
B.
sistem ekskresi dapat mengeluarkan ion-ion tertentu sesuai dengan
kebutuhan tubuh
C. sistem ekskresi mampu mengeluarkan sisa metabolisme melalui
urine
D. sistem ekskresi mampu mengeluarkan sisa metabolisme melalui
paru-paru dan kulit
E.
sistem ekskresi dapat menghasilkan zat-zat yang masih dibutuhkan
tubuh
2.
Organ-organ yang terlibat dalam sistem ekskresi vertebrata terutama
manusia adalah . . . .
A. paru-paru, hati, ginjal, kulit
B.
paru-paru, ginjal, darah, usus
C. paru-paru, hati, usus, kulit, ginjal
D. paru-paru, darah, kulit, ginjal
E.
hati, kulit, darah, ginjal
202
Biologi Kelas XI SMA dan MA
3.
Hati pada manusia dikatakan sebagai salah satu organ ekskresi,
karena . . . .
A. mampu mengubah sisa metabolisme protein menjadi urea dan
mengubah bilirubin menjadi urobilin
B.
mampu mengubah sisa metabolisme protein menjadi asam amino
dan mengubah bilirubin menjadi urobilin
C. mampu mengubah sisa metabolisme karbohidrat dan lemak menjadi
CO
2
dan air
D. mampu mengubah sisa metabolisme karbohidrat dan lemak menjadi
panas
E.
mampu membuang garam-garam mineral dan sampah metabolisme
nitrogen
4.
Proses pertukaran klorida (
chloride shift
) untuk mengangkut sisa
metabolisme karbohidrat dan lemak dari jaringan ke paru-paru,
yaitu . . . .
A. terjadi antara paru-paru dan sel pada jaringan
B.
terjadi antara sel darah merah dan plasma darah
C. pertukaran antara ion Cl
–
dan HCO
3–
D. pertukaran antara ion Cl
–
dan K
+
E.
pertukaran sel darah merah dan sel darah putih
5.
Pembuangan sisa metabolisme karbohidrat dan lemak dari sel-sel pada
jaringan ke paru-paru, diangkut dalam bentuk . . . .
A. CO
2
, H
2
CO
3
, HbCO
3
D. H
2
CO
3
, HbCO
2
, , O
2
B.
CO
2
, H2CO
3
, HCO
3–
E.
CO
2
, O
2
, HCO
3–
C. H
2
CO
3
, HbCO
2
, HCO
3–
6.
Sisa metabolisme protein berupa NH
3
harus segera dinetralisasi dengan
cara . . . .
A. diikat asam amino sitrulin dan CO
2
menjadi ornitin
B.
diikat asam amino ornitin dan CO
2
menjadi sitrulin
C. diikat asam amino arginin dan CO
2
menjadi sitrulin
D. diikat asam amino arginin dan CO
2
menjadi ornitin
E.
diikat asam amino sitrulin dan CO
2
menjadi urea
7.
Pada paru-paru terjadi proses pelepasan H
+
dari asam karbonat. Karena
bersifat racun, H
+
harus segera diikat oleh . . . .
A. CO
2
D. Hb
B.
H
2
CO
3
E.
HCO
3–
C. Cl
–
Sistem Ekskresi
203
1
2
3
4
5
Untuk menjawab pertanyaan no. 8, 9, 10, lihat gambar di bawah ini
!
8.
Glomerulus dari suatu nefron terletak pada nomor . . . .
A. 1
D. 4
B.
2
E.
5
C. 3
9.
Urine yang telah terkumpul pada duktus pengumpul, selanjutnya menuju
ke nomor . . . .
A. 1
D. 4
B.
2
E.
5
C. 3
10. Pembentukan urine primer melalui proses filtrasi, terjadi pada nomor . . . .
A. 1
D. 4
B.
2
E.
5
C. 3
11. Penyakit diabetes insipidus, terjadi akibat penderita . . . .
A. mengalami infeksi pada daerah nefron
B.
mengalami ketidakmampuan menghasilkan hormon insulin
C. tidak mampu memproduksi hormon ADH
D. mengalami radang pada membran mukosa yang melapisi kandung
kemih
E.
mengalami gagal ginjal
12. Organ ekskresi serangga berupa tubula Malpighi, bermuara pada pangkal
usus karena . . . .
A. serangga sangat efisien menggunakan air
B.
limbah metabolisme serangga berupa cairan
C. limbah metabolisme serangga berupa kristal asam urat
D. tubula malpighi tidak mempunyai saluran pengumpul
E.
asam urat dikeluarkan bersama feses
204
Biologi Kelas XI SMA dan MA
13. Homeostasis adalah suatu mekanisme dalam tubuh yang bertujuan . . . .
A. membuang zat-zat sisa dari tubuh
B.
menyerap zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
C. mempertahankan keadaan terbaik bagi tubuh
D. melakukan proses pengangkutan melalui darah
E.
memperbaiki bagian tubuh yang rusak
14. Organ ekskresi yang paling berperan dalam perombakan sel darah merah
adalah . . . .
A. paru-paru
D. kulit
B.
ginjal
E.
usus
C. hati
15. Selain sebagai organ sekresi, hati juga berfungsi sebagai organ ekskresi.
Sebagai organ ekskresi, hati melakukan proses . . . .
A. menghasilkan empedu dan merombak protein
B.
mengubah NH
3
menjadi urea dan merombak sel darah merah yang
telah tua
C. merombak sel darah merah dan menghasilkan empedu
D. mencerna protein, lemak, dan karbohidrat
E.
menyimpan vitamin dan mengubah NH
3
menjadi urea
B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.
1.
Bagaimana sampah metabolisme karbohidrat dan lemak dikeluarkan dari
sel-sel jaringan ke paru-paru.
2.
Hati merupakan salah satu organ ekskresi pada manusia. Jelaskan proses
apa saja yang terjadi pada hati, yang menunjang pernyataan tersebut.
3.
Jelaskan proses ekskresi yang terjadi di kulit dan zat utama apa saja yang
diekskresikannya.
4.
Dengan menggunakan istilah-istilah di bawah ini, ceritakan proses
pembentukan urine dalam ginjal (darah, glomerulus, kapsula Bowman,
urine primer, filtrasi, air, garam-garam, gula, protein, sel darah merah,
urea, tubulus kontorti, reabsorpsi, zat-zat berguna, sekresi, urine
sekunder, tubulus pengumpul).
5.
Salah satu faktor yang memengaruhi volume urine adalah hormon ADH.
Jelaskan bagaimana proses yang terjadi jika ADH banyak dan sebaliknya
jika ADH sedikit.